
Berbekal
ketekunan akhirnya menjadi yang terbaik. Itulah yang dilakukan Siti
Lutfiyatul Fajriyah lulusan terbaik polije 2014 dengan IPK nyaris
sempurna yakni 3,95. Wajah gadis tersebut masih terlihat sumringah
setelah namanya diumumkan oleh Pembantu Direktur bidang Akademik Dr. Ir.
Bagus P Yudhia Kurniawan, MP pada acara wisuda kemarin. Pasalnya bukan
hanya menjadi yang terbaik di Jurusan Manajemen Agribisnis, namun gadis
berjilbab tersebut juga menjadi lulusan terbaik dari seluruh wisudawan
ke 24 tahun akademik 2014/2015. Pada saaat teman-temannya memberikan
selamat, terlihat titik air mata berlinang disudut kelopak matanya.
Sekilas
memang tidak terlihat Siti Lutfiyatul Fajriyah seorang kutu buku
layaknya orang pintar lainnya. Lutfi, demikian panggilan akrabnya
mengaku senang dengan prestasinya itu apalagi dirinya dapat membuat
kedua orang tuanya bangga dengan prestasi itu .
“Senang juga
membuat bangga bapak ibu, karena dengan jerih payah yang luar biasa
serta doanya saya akhirnya dapat memberikan yang terbaik bagi mereka”,
ujar putri pasangan badriyanti dan komari ini. Bukan tanpa dasar jika
gadis kelahiran jember 22 mei 1993 ini senang dengan prestasi kuliahnya,
pasalnya dirinya sejak awal memang tidak mudah untuk bisa melanjutkan
pendidikan kuliah usai lulus dari SMA Diponegoro Yaspibis Wuluhan. Saat
itu , kedua orang tuanya sedang dalam kondisi ekonomi sulit.
Dimana
ayahnya hanya petani dan kadang menjadi pedagang di pasar balung untuk
memasarkan hasil pertanian dan buah-buahan, sedangkan sang ibu yang
pernah merantau ini hanya sebagai ibu rumah tangga saja. “Bisa kuliah
saja sudah sangat bersyukur”, jelasnya.
Bahkan , dirinya tak
pernah mempunyai target muluk-muluk saat memulai kuliah, yang penting
bisa mencari ilmu yang bermanfaat . Beruntung, saat kuliah dirinya
tinggal bersama tantenya di jember , sehingga pengeluaran untuk makan
menjadi lebih ringan . Namun , Lutfi harus berjuang keras untuk bisa
memenuhi kebutuhan hidup dan membayar uang kuliah lainnya. Diantaranya
dirinya sempat menjadi bekerja paro waktu.”Awal semester pertama dan
kedua sempat kerja menjadi penjaga konter pulsa,” Jelasnya.
Kerja
menjadi penjaga konter itu dilakukannya setiap hari tanpa ada liburan
mulai pukul 15.00 sampai pukul 21.00 malam hari . dirinya selalu
memanfaatkan waktu luang di konter sembari membaca buku pelajaran yang
diberikan oleh dosen pagi harinya. Dari sinilah dirinya mengaku bisa
belajar optimal menekuni buku-buku sehingga memahami materi yang
diajarkan . namun bukan berarti banyak waktu luang di konter tersebut.
Pasalnya
ada masa di mana konter ramai dengan pembeli sehingga waktu istirahat
menjadi sedikit. “Apalagi pernah ramainya pas UTS (Ujian Tengah
Semester,Red),” Ujar Lutfi . Sehingga dirinya tidak bisa belajar dengan
konsentrasi dengan buku pelajaran karena ramainya pengunjung konternya.
Dirinya bahkan sempat menangis malam hari karena merasa belum optimal
dengan belajar yang dilakukannya untuk ujian keesokan harinya.
Beruntung keesokan harinya dirinya bisa mengerjakan ujian yang
diberikan .
Pengalaman menjaga konter tersebut ternyata tidak
sampai berlanjut ke semester selanjutnya, pasalnya dirinya di semester
berikutnya mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari
Polije dan didapatkannya hingga dirinya lulus dari kampus tersebut
dengan waktu tidak sampai tiga tahun itu bahkan, dirinya mendapatkan
prestasi cumlaude dengan IPK nyaris sempurna yakni 3,95. Dia
mengaku hanya ada tiga mata kuliah yang tidak mendapatkan nilai A yakni
Manajemen Poduksi ternak dengan nilai B, Akuntansi dan Bahasa Inggris
mendapat nilai AB.
Di masa mendatang dirinya sangat ingin bisa
segera mendapatkan pekerjaan sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang
diperolehnya. “Kalau bisa yang sama denga ilmu yang saya miliki,”
tuturnya. Dirinya sangat ingin bekerja yang sesuai dengan ilmu yang
sudah dipelajarinya selama kuliah.
Keterangan foto :
Wisudawan Terbaik : Siti Lutfiyatul Fajriyah di dampingi orangtuanya ketika Menerima Penghargaan dari Direktur Polije Ir. Nanang Dwi Wahyono, MM